Borneo Institute secara terbuka selalu memberikan suara dan representasi yang adil untuk perempuan dan minoritas seksual, baik untuk Staf ataupun kelompok penerima manfaat, serta dalam semua pelaksanaan proyeknya. Walaupun kebijakan BIT untuk menerima ahli berdasarkan kualifikasi dan kesesuaian pekerjaan, ketika ada dua kandidat yang cocok muncul saat bersamaan, kami cenderung untuk memberikan posisinya kepada perempuan, sedikit keberpihakan positif, karena kami percaya masyarakat juga akan mendapat manfaat baiknya. BIT telah membuat posisi Orang yang vokal terhadap Gender (Gender Focal Person) dan secara periodik, Staf menghadiri pelatihan dari pelatih Indonesia yang spesialis terhadap permasalahan gender. Di keseluruhan kegiatan pertanian dan komunikasi, kami bertujuan memecah stigma dan kami berusaha, melalui workshop untuk warga desa dan pelatihan ad hoc lainnya, untuk mempromosikan kemampuan dan aktivisme lokal, terlepas dari gender atau orientasi seksual para peserta. Di wilayah terpencil kami beroperasi, pada faktanya masih ada contoh praktik patriarki dan diskriminasi yang dialami oleh minoritas dengan orientasi seksual berbeda dan juga warga perempuan, walaupun mereka bekerja di hutan sekeras para laki-laki dan menjadi tulang punggung masyarakatnya yang juga mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga. Kelompok sayur dan perikanan kami, sebagian besar adalah wanita, dan kami memiliki presentase 25% kehadiran perempuan di Kelompok Tani Kehutanan (Sengon). BIT juga memperhatikan berbagai masalah sosial yang terkait dengan masyarakat, seperti edukasi untuk anak-anak kecil, orangtua tunggal, poligami, pernikahan anak, anak dikeluarkan dari sekolah dan penyalahgunaan narkotika. Kami mengenal baik masyarakat dan melihat mereka secara keseluruhan dan tinggal bersama mereka.